Memperbaiki Mutu Diri dari Kegagalan Cinta

Bagian satu mengapa Cinta dan Seks Bebas

Perbaikan kualitas atau mutu adalah kejaran dari setiap perusahaan, yang sehat tentunya. Pertanyaan berikutnya apa hubungannya dengan saya? Begitu kira – kira yang saya rasakan. Tetapi jika kita pahami diri kita sendiri adalah sebuah perusahaan yang dimana kita menjual jasa dan produk kepada perusahaan lain yaitu orang lain. Sehingga jika kita cari persamaan hal dalam perbandingan ini, jika kita sehat baik jasmani dan rohani, maka seyogyanya kita melakukan perbaikan diri terus menerus.

Sebenarnya jika manusia tidak dipaksa untuk memperbaiki kualitas diri, mereka tidak akan melakukan perbaikan itu. Mengapa demikian, karena manusia adalah makhluk yang sangat mencintai keadaan yang stabil, sayangnya dunia ini tidak sesuai dengan keinginan manusia. Dunia selalu berubah, dan perubahan ini memaksa manusia untuk memperbaiki diri sebagai bentuk adaptasi.
Banyak sekali faktor yang membuat kita terpaksa memperbaiki dan selalu mengembangkan diri, salah beberapanya adalah permintaan orang tua, permintaan teman, permintaan guru, permintaan lingkungan, permintaan pasangan, permintaan anak dan lain sebagainya. Apakah permintaan ini selalu disampaikan langsung? Tentu tidak selalu, banyak sekali kode dan enskripsi yang kita terjemahkan sebagai rangsangan terhadap diri kita.


Sebenarnya yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah mengenai sebuah rangsangan yang membuat kita melakukan perbaikan diri. Salah satu rangsangan inipun adalah salah satu dari jenisnya yang menurut saya sangat kejam. Cukup kejam lah, jika tidak ingin disematkan kata sangat. Rangsangan yang kejam ini adalah sebuah rangsangan dari pasangan hidup.

Setiap manusia melalui kode genetiknya akan mengalami sebuah ketertarikan yang sifatnya memang alami dirasakan setiap manusia, bahkan dialami oleh setiap makhluk hidup. Uniknya karena manusia adalah mahluk yang sangat modern, semua menjadi begitu rumit. Kemodernan manusia ini bisa dilihat dari kerumitan cara hidupnya. Perhatikan saja, dari seluruh mahluk yang ada dialam ini, sebutkan mahluk yang masa infantnya lebih lama dari manusia? Sampai umur dua tahun masih belum bisa mandiri secara fisik. Bahkan sampai umur belasan (anggap saja sampai 18) masih belum bisa mandiri secara mental, emosional dan spiritual. Kelemahan manusia ini didapat dari kelebihannya sebagai spesies paling modern di muka bumi.

Kembali membahas ketertarikan kepada lawan jenis, ketertarikan ini merupakan bentuk kode genetik yang bertujuan untuk melestarikan spesiesnya. Namun, sekali lagi, karena uniknya manusia yang begitu rumit, ketika mereka mengalami ketertarikan kepada lawan jenis mereka tidak bisa serta merta melampiaskannya. Mereka perlu pengakuan dari sistem sosial yang menyatakan mereka sudah mampu untuk membangun clan sendiri. Lebih jauh lagi, ketertarikan ini sudah datang sedari umur sangat muda, yaitu sekitar awal umur belasan. Dan mereka baru bisa melangsungkan ketertarikan kepada lawan jenis secara sempurna pada umur awal dua puluhan. Secara sempurna yang saya maksud adalah dengan melakukan aktivitas reproduksi. Tentu dalam kaidah sosial indonesi harus dengan menikah.

Sekarang marilah kita tinjau tenggang waktu sekitar satu dekade, bagi para manusia yang diharuskan menahan gejolak permintaan hormon untuk melangsungkan pelestarian spesiesnya. Dalam kurun waktu sekitar satu dekade ini, yang beberapa orang beruntung akan merasakan lebih singkat dan yang sial akan merasakan lebih lama dari waktu ini, mereka akan melakukan segala jenis usaha untuk menahan diri dari melakukan kegiatan reproduksi yang sering kita kenal sebagai seks, atau melakukan hubungan intim.

Selama satu dekade tersebut juga para manusia ini dipaksa atau memaksakan diri, mengusahakan untuk melakukan perbaikan diri. Tentu keinginan untuk melakukan perbaikan diri tidak hanya karena hal ini, tetapi beberapa orang melakukan perbaikan diri karena alasan ini, baik dengan cara memperbaiki fisik, mental, emosional atau spiritual mereka.

Mari kita lihat bersama tahapan – tahapan sederhana waktu yang dilalui manusia awam warga indonesia yang mengalami tahap satu dekade penahanan diri ini. Kita sebut mereka para remaja. Awalnya proses ini dimulai saat mereka menginjak masa remaja di SMP atau setingkatnya. Mungkin beberapa anak sudah merasakan ketertarikan dengan lawan jenis mulai dari SD, tapi bagi mereka apalah semua itu, walau kadang kasus ekstrim beberapa anak sudah mulai mengutarakan perasaannya dimasa – masa kanak – kanak ini. Kita lihat saja pada masa paling umum, SMP. Mulai dari orang – orang yang mengambil langkah ekstrim pengungkapan sampai pada tahap ekstrim peniadaan. Para remaja yang ekstrim mengungkapkan akan segera mencari status pacaran. Mengapa pacaran, karena mereka belum mampu dan belum mau menikah. Beberapa yang melakukan ekstrim peniadaan adalah mereka yang tak menghiraukan sama sekali perasaan ini. Merekalah jomblo sejati, jomblo idealis. Entah apapun alasannya langkah mereka adalah sesuatu yang sulit. Yang paling umum adalah terjadi sebuah penjajakan atau pendekatan pada masa saya dulu SMP, entah remaja saat ini, saya tidak terlalu paham. Baik menjadi teman tapi mesra, friendzone, kakak adik, atau benar – benar memiliki status pacaran. Beberapa mereka yang ekstrim meniadakan akan menyibukkan diri di akademis atau prestasi atletis dan seni.

Saya termasuk yang mengalami virus terkutuk untuk melakukan ekstrim penempelan status pacaran. Namun, mau diakui atau tidak tindakan yang saya lakukan hanya karena keinginan sesaat yang sesat. Saat itu saya menembak (mati dong) seorang anak kelas satu saat saya kelas tiga SMP, mengapa saya melakukan ini, karena saya melihat saat itu ada perempuan yang menyukai saya, sedang perempuan yang saya sukai tidak melihat saya sama sekali. Sampai sekarangpun wanita yang saya sukai tidak pernah melihat saya sebagai calon suami sekalipun. Omong – omong saya sudah mendapat seseorang yang akan saya ambil janji sebagai pasangan halal saya, jadi semua ini hanya bersifat akademis, tidak kurang tidak lebih. Untuk calon saya, jangan berpikir terlalu jauh, ini hanya sebuah analisis otak kiri, tidak ada lagi perasaan istimewa pada mereka.

Perjalanan petualangan cinta monyet saya ini berakhir, karena saya benar – benar menginginkan seseorang wanita ini menjadi seperti wanita yang saya sukai. Bisa dipahami setiap wanita yang merasakan seperti ini pasti sakit hati. Padahal saya tidak pernah mengungkapkan secara eksplisit, tetapi sekarangpun saya akui secara implisit saya memang mengagumi orang ini yang bukan pacar saya saat itu lebih dari pacar saya. Al hasil saat selesai UN waktu SMP saya putus dengan pacar saya ini, tidak lebih dari dua bulan kami pacaran. Dan tidak terjadi apa – apa. Bahkan menggandeng tangannya saja saya tidak pernah.

Banyak sekali teman saya yang saat itu memiliki pacar, atau gebetan, atau semacamnya, bisa dikatakan hal ini normal. Bahkan ada teman saya yang pacaran dengan kakak kelasnya, hingga pacarnya ini meninggal (bukan karena pacaran, tapi karena kecelakaan). Namun, saya pahami sekarang apa yang dilakukan anak – anak SMP ini cukup bodoh. Apa manfaat dari pacaran? Hampir tidak ada. Bahkan kalau saya bisa simpulkan hanya menjadi hambatan dari capaian apapun yang mereka inginkan. Sehingga bisa saya katakan pacaran dimasa SMP ini tidak memberi manfaat sedikitpun. Mungkin bagi beberapa pencilan yang sangat tidak umum, bisa meningkatkan performa, dengan catatan mereka yang melakukan hal ini sudah belajar psychology seperti anak yang sudah lulus kuliah, itupun saya masih ragu bisa memberi manfaat atau tidak.

Berikutnya, beberapa kasus ekstrim pacaran di SMP menimbulkan buah busuk kutukan dari pacaran yaitu seks diluar nikah yang mengakibatkan hamil diluar nikah. Parahnya kebanyakan seks diluar nikah saat SMP ini dilakukan dengan tidak proper sama sekali. Semisal dilakukan di rumah kosong, di gubug disawah, bahkan di sawah, kebun, warnet, WC umum. Parahnya mereka para wanita mau melakukan ini. Kejamnya semua laki – laki yang tega melakukan seks kepada anak SMP pasti cacat pola pikirnya. Sehingga Pacaran dimasa SMP ini lebih banyak memberi kemudharatan daripada manfaat.

Mari beranjak kemasa SMA, Masa SMA ini lebih unik, karena pada masa ini penanaman ideologi sudah sangat banyak dilakukan di setiap organisasi – organisasi dalam sekolah, misal rohis, osis, pramuka, paskibra, pmr, pencinta alam, perkumpulan pencak silat dan lain sebagainya. Anak – anak SMA ini akan terbentuk dan memiliki benih pemikiran sesuai dengan apa yang ditanamkan oleh organisasinya. Beruntung saya ikut Rohis, doktrin anti pacaran yang dilakukan disini membuat saya benar – benar menutup kemungkinan pacaran di SMA, bahkan saya merasa sudah melukai banyak sekali hati perempuan yang ingin memberikan perhatian mereka pada saya saat SMA, saya meminta maaf pada mereka saat ini juga di tulisan ini.

Melihat kasus yang lebih umum, pacaran di SMA adalah hal yang cukup wajar, kecuali bagi mereka yang mengikuti Rohis. Sehingga bisa dikatakan lebih dari separuh anak di SMA itu memiliki pasangan baik berstatus pacaran, selingkuhan, TTM, friendzone atau lainnya. Uniknya seks bebas yang dilakukan di SMA bisa lebih aman, sangat sedikit anak SMA yang hamil diluar nikah. Nalar mereka sudah jalan, gunakan pengaman. Lakukan dirumah, toh anak SMA yang pacaran itu wajar. Ingat yang saya bahas mengenai seks bebas saat SMA ini adalah kasus ekstrim yang buruk. Sedang kasus ekstrim yang baik sangat sedikit, walau tetap ada, bagi mereka yang sudah cukup dewasa mereka merencanakan kuliah dan semuanya bersama. Beberapa berhasil, beberapa kandas. 
Menariknya beberapa yang kandas ini akan mengalami yang saya sebut kondisi titik nadir romantisme. Karena menurut saya rasa suka yang ditanam waktu SMA ini cukup dalam, mereka sudah bisa memahami ada yang membuat mereka kecanduan dan bisa membuat mereka melakukan lebih untuk menarik lawan jenisnya. Sayangnya gangguan mental karena putus cinta pada masa – masa ini sangatlah kritis. Keadaan titik nadir karena romantisme ini akan saya bahas kemudian.
Berikutnya mari kita bahas Jalur romantisme saat kuliah atau masa – masa setara waktu ini. Pada masa – masa ini pembahasan akan menjadi sangat lebar luas dan bervariasi, mengapa? Karena pilihan masing – masing dari kita yang memang berbeda. Yang saya sampaikan sebagian besar hanya berita yang saya terima dari kenalan saya, datanya masih perlu dicheck ulang dengan methode yang lebih ilmiah, silahkan dicari sendiri. Mari kita mulai dari logika bahwa kuliah adalah waktu penentuan karier dimasa akan datang. Memang lucu, lembaga pendidikan bertujuan mencetak pegawai. Aneh tapi nyata, tapi tidak akan kita bahas sekarang di artikel ini. Yang perlu kita perhatikan adalah beberapa orang dan kebanyakan orang di Indonesia memutuskan bekerja setelah SMA atau sederajatnya. Yang paling besar adalah mereka yang lulus dari SMK, mereka yang lulus dari jalur pendidikan ini sebagian besar memutuskan untuk langsung bekerja. Selain itu bisa bekerja bisa saja kuliah, walau sebagian kecil anak SMK ini melanjutkan kuliah.

Mari kita bahas dari mereka yang langsung mengambil pekerjaan setelah lulus SMA atau sederajat dan memutuskan untuk tidak kuliah lagi sama sekali setelah itu. Bisa dipastikan mereka akan melakukan hubungan asmara selama waktu mereka bekerja, dan sebagian dari mereka menikah setelah dua tiga tahun bekerja, bagi mereka yang gagal mengendalikan hasrat bisa saja menikah karena kecelakaan. Tapi umumnya memang menikah setelah bekerja dua sampai tiga tahun. 
Keputusan ini diambil karena mereka sebagian besar sudah cukup dewasa untuk mengetahui menikah itu bukan sekedar urusan kelamin, ada mulut yang harus diberi makan. Bahkan akan ada mulut – mulut baru untuk diberi makan. Belum lagi kebiasaan menikah yang dilakukan dengan resepsi yang mewah, akan membuat pusing sehingga persiapan biaya pernikahan cukup besar. Tapi kelebihan mereka adalah, mereka sudah memiliki pasangan halal untuk membuang hasrat mereka. Dan pasangan halal ini juga bisa menjadi tempat berbagi, bercanda dan bertengkar, mengasyikan bukan?
Mari kita lihat pada bagian mereka yang sedang meneruskan jenjang pendidikan mereka di kampus. Dengan naiknya pendidikan, naiknya pemahaman, luasnya pengetahuan semakin pemilih juga seseorang dalam mencari pasangan hidup. Mereka yang kuliah ini akan mencari kadar dan derajat dari beberapa syarat, fisik, materi, mental, emosi, spiritual, aset jalur keturunan, keluasan koneksi dan banyak lagi yang lain. Tapi bisa disederhanakan, semakin berkualitas seseorang semakin dicari dan diperebutkan. Kita akan mulai memisahkan mereka yang dilarang menikah saat dikampus dan mereka yang diperbolehkan menikah saat dikampus. Bagi mereka yang kuliah di institusi yang dilarang menikah saat dikampus biasanya adalah mereka yang menjadi menantu Idaman, seperti mereka yang kuliah di STAN, AKpol, Akmil, dan institusi pendidikan dibawah pengawasan langsung kementrian dan institusi negara. Bagi mereka yang sudah tidak bisa menahan keinginan seks disini satu satunya cara adalah seks bebas. Tentu banyak yang bisa menahan, tepi sebagian tidak mampu. Dan banyak sekali gosip yang beredar dari kalangan teman – teman saya yang mengatakan ini dan itu di beberapa institusi ini, tapi biarkan itu menjadi gosip. Kita tahu mereka yang ga bisa nahan ya pake pengaman kecuali mau hancur masa depannya. Masalah seks bebas memang benar – benar mengerikan bagi peradaban kita. Tapi itu tidak akan saya bahas disini, disini saya hanya ingin membahas cinta dan pengembangan diri (omong kosong dari tadi kamu hanya membahas seks bebas; ya mau bagaimana lagi itu dampak buruk dari kegagalan pandangan tentang menikah).

Bagi mereka yang bebas menikah saat kuliah, salah satunya ITB, akan lebih mudah, karena bisa jadi mereka melakukan nikah saat masih kuliah. Pernikahan seperti ini dicap oleh beberapa orang sebagai nikah muda, padahal menurut saya umur setua itu sudah cukup pantas untuk memiliki pasangan sah. Walau saya sendiri tidak melakukannya bukan berarti saya tidak menyetujui. Bagi mereka yang tidak ingin menanggung tanggung jawab yang berat sebagai suami dan ayah saat kuliah lebih mudah lagi, bisa lakukan seks bebas asal memiliki kost – kostan yang aman untuk melakukan hal itu. Bahkan bagi kita, kita tidak tabu ketika mendengar istilah ayam kampus (bukan ayam goreng), para ayam ini benar – benar menikmati menjadi pelampiasan hasrat laki – laki dengan imbalan uang tunai. Bahkan saat ini sudah banyak media sosial untuk melakukan hal hal seperti ini, bisa jadi tidak ada mucikari yang menjadi benalu, walau kata teman saya tetap saja pasti ada orang dibalik sistem ini. Bisa di check di google istilah istilah berikut jika saya salah. Open BO, itu Artinya Open Booking order yang bermaksud bisa memesan untuk melakukan hubungan semalam atau waktu singkat sekali dua kali celup. Available yang artinya tersedia atau bisa digunakan, sama arti implisitnya dengan Open BO. VCS atau CS yang artinya Video call sex, arti harfiahnya anda bisa memesan untuk menonton porno streaming sampai anda meletus. Jijik? Anda jijik dengan saya yang membahas seperti ini? Ini kenyataan teman. Nyatanya bisnis seperti ini berjalan dan lancar.

Berikutnya mari kita tinjau keumuman dalam hubungan percintaan di kampus. Sebagian besar hampir lebih dari 80% mahasiswa memiliki status diantara pacaran, ttm, friendzone, sexbuddy, tanpa status tapi banyak kegiatan, teman saja, teman dekat, teman nganterin kampus, tukang ojek, anjing penjaga, bodyguard dan istilah lain yang artinya mereka menyimpan rasa, saling mengetahui saling mengiyakan, saling menyetujui, memperbolehkan, membenarkan, memperkenankan, mengijinkan baik dengan syarat atau tanpa syarat. Kita sebut saja mereka melakukan perjanjian romantisme. Saya? Tentu pernah sekali saat kuliah dan dihancurkan dengan tidak dihubungi sama sekali setelah memisahkan diri dengan saya. Sekali seumuru hidup sakitnya bertahan sampai lima tahun bahkan lebih. Bagi mereka yang mampu menahan hasrat melakukan zina, yang mereka lakukan adalah maksiat, mulai dari paling rendah kirim kirim email, ealah kirim email, kirim Messange berupa SMS, chat messanger FB, Chat BBM, chat WA, chat line, sampai gandengan tangan, pegang – pegang rambut, kepala, pipi, cium pipi, cium bibir, cium leher, cium tangan, cium ketek, cium buah, cium lembah dan lain sebagainya sampai pekerjaan tangan dan pekerjaan tiup atau pekerjaan hembus. Itu bagi mereka yang mampu menahan tidak melakukan seks bebas.

Akhirnya pada saat menikah setiap dari kita membawa dosa amalan kita semasa melakukan petualangan asmara dan perjanjian romantisme. Allah maha pemeberi taubat, sehingga yang perlu kita lakukan adalah perbanyak amal baik, karena amal baik menghapus amal buruk dan selalu lafadzkan istighfar.

Mengapa setiap bahasan yang saya bawa selalu mengarah pada seks? Karena secara genetika tubuh kita sudah dirancang untuk melakukan hal tersebut. Sehingga mau tidak mau akan mengarah kesana. Omong kosong cinta tanpa nafsu. Tidak akan pernah ada cinta lawan jenis tanpa nafsu. Cinta tanpa nafsu itu bohong, kecuali cinta kepada selain pasangan. Sehingga bisa dipastikan salah satu pelabuhan cinta adalah hubungan ranjang. Sedang hubungan ranjang belum tentu terdapat cinta didalamnya.

Mari kita masuk kepada bahasan utama Memperbaiki Mutu Diri dari Kegagalan Cinta. Mau tidak mau menjalin cinta tidaklah mudah dan pasti akan menghadapi halangan. Baik dari dalam lingkaran perjanjian romantisme ini atau dari luar lingkaran. Kegagalan cinta bisa terjadi dari banyak sekali sebab, karena pasangan bosan, karena fisik kita berubah, karena pikiran kita berubah, karena perasaan kita berubah, karena agama kita berubah, karena tidak lagi cocok, karena semakin tahu banyak bejadnya pasangan kita, karena dipecat dari pekerjaan, karena tidak mau mencari pekerjaan, karena terlalu banyak membahas perempuan atau laki – laki lain, karena kita selingkuh, karena pasangan kita selingkuh, karena tidak disukai teman (jarang sih) karena tidak didukung orang tua, karena perang seperti perang semenanjung korea, karena krisis, karena perbedaan ras, karena perbedaan strata pendidikan, karena perbedaan status sosial, karena perbedaan suku, karena perbedaan budaya, karena Tuhan Kita beda, karena kisah cinta kita diramalkan di blog untuk gagal, banyak sekali sebab gagalnya percintaan. Tapi satu hal yang pasti, kegagalan ini memberikan pelajaran atau pukulan bagi kita. Bagi mereka yang menerima kegagalan ini mereka mendapatkan kegagalan ini sebagai pelajaran. Bagi mereka yang tidak menerima kegagalan ini saya bisa yakinkan sembilan puluh persen dari mereka akan masuk kepada titik nadhir romantisme. Jurang kebinasaan akibat dari romantisme.
Waktu untuk menerima kegagalan ini ditentukan seberapa nalarnya seseorang. Karena mereka mampu untuk memahami, kegagalan mereka pasti memiliki sebab, dan setiap sebab pasti bisa menjadi masuk akal jika kita mampu memahami keadaan. Semisal kita putus karena berat badan kita naik, kita jadi paham pasangan kita tidak akan menyukai kita lagi ketika kita sudah tidak berberat badan ideal, sebab cintanya karena keidealan tubuh. Berikutnya semua sebab kegagalan karena faktor internal pelaku perjanjian adalah kegagalan karena hilangnya sebab cinta. Berikutnya faktor kegagalan karena sebab eksternal misal orang tua tidak setuju, teman tidak setuju, negara tidak setuju, perbedaan status sosial, dan lain sebagainya. Bisa dikatakan bahwa sebab gagal cinta ini adalah sebuah rancana besar alam terhadap kita, mengapa? Karena pasangan kita juga memilih untuk mengikuti aturan alam ini, jika tidak mereka akan melawan.

Dalam satu sisi bisa dilihat keberhasilan mendapatkan pasangan dan keberhasilan dalam menjalin hubungan adalah hasil dari ketercapaian kriteria kualitas diri kita dimata pasangan dan lingkungan sekitar pasangan kita.

Disisi lain cinta yang kita lihat sebagai entitas berbeda dari institusi pengikat hubungan adalah sebuah perasaan yang bisa menjadi penentu pintu masuk dimensi kelima dimana waktu adalah sebuah dimensi yang bisa dipetakan (maaf itu interstellar). Disisi lain cinta adalah sebuah bentuk perasaan di dalam pikiran dia akan tumbuh dan hilang sesuai dengan keinginan dari kita. Beberapa ulama mengatakan “cinta hilang karena hilangnya sebab” menarik sekali, ketika sebab cinta kita adalah Allah, maka cinta kita akan abadi, masyaAllah.

Mari kita kembali kepada mereka yang sulit sekali menerima kegagalan cinta atau lebih tepatnya cinta tak bersambut atau kegagalan hubungan. Selalu ingat kegagalan pasti memiliki sebab, dan sebab ini tidak bisa lagi kita kendalikan. Jika kita masih mampu untuk mengendalikan pastinya kita tidak akan mengalami kegagalan bukan. Artinya ada beberapa variable dalam hidup ini yang memang diluar dari jangkauan kemampuan kita untuk kita kendalikan, syukurilah semua kegagalan itu, sehingga kita mampu paham dimana kekurangan kita. Jangan pernah masuk dalam sebuah palung kebinasaan perusakan diri, atau yang daniel ocean sebut sebagai self destruction mode atau mode penghancuran diri. Anda tidak perlu merasakan sakitnya terlalu dalam seberapa hancurnya anda sekarang tidak akan mampu mengalahkan potensi yang akan anda mampu dapatkan dimasa yang akan datang. Percayalah bunuh diri tidak memberikan manfaat apapun, penghancuran diri bahkan lebih bodoh dari itu.

Baik, saya sudah cukup berpanjang lebar dalam bahasan yang membosankan ini, tetapi esensi utama dari tulisan saya ini belum saya ungkapkan. Kita akan masuk ke chapter berikutnya yaitu Bagaimana memperbaiki mutu diri dari kegagalan cinta.

Tulisan ini saya persembahkan kepada mereka pemuda – pemuda yang sedang kasmaran, ingat bahwa wanita itu sangat rasional, jangan pernah dekati mereka jika takut tersakiti sebelum kamu bisa melamar mereka. Jika didahului orang lain itu artinya dirimu belum cukup berkualitas.

Bandung, 9 November 2018



Luki Subandi

Komentar