Mati Konyol dan Nikah Muda

[Dalam Catatan Seorang Muslim Urakan #001]

Saya Luki Subandi, Seorang Alumni ITB, SMA N 1 Purwokerto, SMP N 1 Sokaraja dan SD N Karang rau. Sore ini saya ingin sekali sedikit bertutur dan berbagi pengalaman.

Saya bingung mau mulai darimana, karena memang saya bingungan belakangan ini, baik lah mari kita mulai dengan sebuah alasan, mengapa saya menulis semua hal ini. Awalnya saya rasa perlu atau sangat perlu berbagi karena beberapa artikel yang saya baca belakangan ini dan beberapa keadaan hidup saya  belakangan yang tidak begitu mendukung semangat hidup saya. Beberapa hari kemarin saya berfikir untuk mengusahakan mati dalam keadaan kelaparan. Yah sudah banyak sekali skenario dalam pikiran saya yang saya bayangkan ketika saya tidak makan, selama tiga hari dan badan saya pucat setelah itu saya sempoyongan dan pingsan. Menarik karena setahu saya manusia bisa bertahan 3 hari tanpa minum dan 11 hari tanpa makan. jadi mungkin saya akan pingsan setelah hari ke 11.
Tetapi skenario ini tidak membuat saya puas, karena saya yakin beberapa orang yang menmui saya tergeletak akan menolong saya, dengan asumsi mereka tidak malah mengambil semua barang yang mungkin sedikit berharga dari diri saya. Karena memang tidak ada barang yang cukup berharga yang saya miliki sekarang ini. Berikutnya sya membayangkan saya di rumah sakit karena saya mengalami radang lambung yang akut dan ada kakak kandung saya yang menemani di rumah sakit. Hal ini tidak mengenakkan saya karena saya berniat tidak menyusahkan siapapun dalam kematian saya cukup para penggali kubur dan beberapa teman yang datang melayat saja, itu cukup lebih dari 4 orang tidak lebih, itu sudah cukup bagi saya. Namun, jika harus sampai dirawat di rumah sakit ini tidak akan membuat saya senang karena akan ada urusan administrasi, uang tentunya setelah administrasi, ini akan membuat keluarga ayah saya teramat sangat keberatan. Ya karena walaupun saya sudah menjadi seorang lulusan ITB saya masih belum berhasil dalam membawa keluarga ayah saya menjauh dari garis kemiiskinan. Ironis? ini kenyataan.

Baiklah, anggap saja semua ide bodoh itu tidak pernah terbersit dari otak saya, tapi nyatanya itu menjadi bagian utama yang saya fikirkan beberapa hari ini selain bagaimana mendapatkan penghidupan yang layak dan mendapat seorang istri shalehah yang memabawa ketenangan dalam hidup saya dan bercumbu bersamanya (tolong jangan bayangkan) dan terkadang terfikir bagaimana mengentaskan ummat dari keterpurukan zaman ini. Jomblo, status ini adalah status terberat yang saya miliki saat ini selain menjadi alumni ITB dan masih nganggur. saya rasa setiap orang yang hendak menjadi seorang yang berumur 27 tahun dan belum memiliki pasangan hidup akan merasakan hal yang sama. Janganlkan pasangan hidup tanda-tandanya saja saya belum melihat. Baik, saya terima saran anda untuk tetap tenang "jomblo bukanlah akhir dari dunia" ya ini bukan akhir dari dunia tapi awal dari sebuah perjuangan panjang.

Sebenarnya sedari awal kuliah bahkan akhir dari tahun-tahun saya di SMA saya begitu paham bahwa islam mempermudah seseorang dalam menikah. Baik berikutnya hal yang penting untuk anda ketahui saya adalah seorang muslim. Baik saya bukan seorang muslim yang begitu taat, sangat taat sampai kening mereka hitam menandakan setiap sepertiga malam terakhir dihabiskan dalam munajat kepada Yang Maha Cinta. Namun, saya cukup paham mengenai beberapa dasar keislaman yang perlu dipahami oleh setiap seorang muslim yang ada lima tepatnya. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang pantas untuk di Ilahi (diibadahi, dipuja, diAgungkan Namanya, Di Sucikan Namanya dan Bentuk peIlahan yang lain) dan Muhammad Ibnu abdullah adalah Pemberi kabar gembira dan peringatan yang diutusnya. Mengerjakan Shalat yang Lima waktu, Menunaikan Zakat, Shaum di hari-hari pada Bulan Ramadhan, lalu berangkat haji untuk mereka yang mampu. Berikutnya saya paham atas dasar-dasar dari keimanan dimana saya harus mengimani (dengan hati, lisan dan perbuatan) atas enam hal Allah ada Rabb (Tuan, Tuhan yang dijadinya penghambaan, Tuhan yang menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang menghukum dan memberi kenikmatan, Tuhan yang menciptakan dan menghancurkan dan semua sifat rubbubiahnya), Malaikat-malaikatnya (bukan hanya yang sepuluh yang wajib diketahui nama dan tugasnya tetapi juga yang lain yang membawa angin dan keberkahan yang terbang dengan kencangnya, yang membawa rahmat, yang mengurusi semua urusan di dunia dan malaikat yang lain yang tunduk dan patuh kepada Allah tanpa membangkang hanya pernah sesekali bertanya karena sedikit keingin tahuan), Kitab-kitabnya (bukan hanya Al Quran yang wajib untuk dipelajari dan diamalkan, tetapi juga Injil, zabur, taurat dan shuhuf-shuhuf yang turun kepada Nabi-nabi lain bahwa semua itu adalah aturan yang diturunkan untuk menjaga jalan hidup manusia agar tidak merusak), Para utusannya (bukan hanya yang 25 yang wajib diketahui Nama dan kisahnya, tetapi juga ratusan utusan dan ribuan nabi diantara mereka), hari Akhir ( dimana hari ini adalah hari yang pasti, hari dimana amal dibalas dan dimana setiap perbuatan kita akan dipertanggung jawabkan di setiap pasang mata yang hadir di hari itu, hari yang dijanjikan, hari yang ditangguhkan agar kita yang mau menyadari diberi waktu untuk bertaubat) dan Ketetapan yang telah terjadi baik itu yang baik dan yang buruk (buruk menurut kita) berasal dari Allah ta'ala (ingat karena semua berasal dari Allah maka semuanya adalah baik adanya). Ada banyak saat dimana saya ragu untuk meneruskan hidup menjadi seorang muslim. Banyak sekali saya rasakan begitu berat menjadi seorang muslim. Namun, sebanyak itu juga Allah masih memberi jawaban atas keraguan-keraguan saya. Sampai saat ini saya sendiri masih yakin dan berdoa untuk tetap yakin bahwa ini adalah diin yang haq (benar, sebenar-benarnya benar). saya beragama dengan logika, ini adalah sebuah pengalaman hidup yang begitu mengerikan dalam hidup saya dan menyenangkan tentunya, sangat menyenangkan. Bagaimana tidak hampir-hampir saya katakan jika anda berfikir dan mau merasakan semua tanda-tanda kebenaran diin (agama) ini dan masih tidak mau untuk bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) selain Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah. anda sesombong iblis. Waw, ya sesombong iblis, dimana dia tahu kebenaran tetapi tidak mau untuk melakukan kebenaran itu.

Baik, sebagian dari anda yang membaca catatan ini dan tidak sepandangan dengan saya tidaklah mengapa, jalani saya hidup anda, jalani jalan hidup yang anda pilih, saya tidak akan memaksakan, hanya memberi tahu bahwa setiap muslim memang tidak dijamin masuk surga/Jannah (silahkan baca hadist arbain annawawi sampai hadist kelima, diantara hadist ke tiga atau keempat anda akan menemukan kenyataan yang tidak mengenakan menjadi seorang muslim ;tidak dijamin masuk surga:, dimana anda telah beramal susah payah sampai jarak anda dengan jannah tinggal sejengkal tetapi takdir Allah telah mendahului anda dan anda dimasukkan kedalam neraka karena melakukan amalan penghuni neraka sebelum anda dipertemukan dengan maut, tetapi ada kabar gembira bagi para manusia yang merasa dirinya hina karena telah melakukan banyak maksiat, beramal seperti amalan penghuni neraka hingga jaraknya dengan neraka tinggal sejengkal, tetapi takdir Allah telah mendahuluinya dia mengamalkan amalan penghuni jannah sebelum wafatnya sehingga dia dimasukkan kedalam jannah), berbeda memang dengan agama lain yang menyatakan setiap ummatnya akan masuk kedalam surganya, waw, saya tidak akan menjaminkan seperti itu tetapi saya jamin diin (agama) ini adalah satu-satunya diin yang tidak akan bisa dibuktikan salah (saya sudah mencobanya beberapa kali, jadi jangan heran). sudah banyak orang yang mencoba menggoyahkan diin ini tetapi tidak pernah bisa dan tidak akan bisa.

Bagi anda yang sudah memiliki benih kebencian dari islam sudah tidak menginginkan untuk membaca lebih lanjut tulisan ini, baiklah tidak mengapa, tapi ingat jangan menyesal dan saya sudah mengingatkan.
Kembali kepada sebuah gagasan bahwa diin ini mempermudah ummatnya untuk menikah, ya agama islam mempermudah ummatnya untuk menikah tanpa merumitkan, cukup dengan wali si wanita, pasangan yang akan menikah dan dua orang saksi, maka seseorang sah dalam menikah setelah akad, ya wajibnya ada mahar tetapi tanpa mahar nikah tetap sah hanya saja ya si suami akan mendapat beban dosa, tapi anjurannya (sunnah nabi) seorang istri yang paling baik adalah yang paling ringan maharnya jadilah seperangkat alat shalat dibayar tunai. Seperangkat Alat shalat tidak akan memperberat seorang lelaki. Sungguh mudah dalam berteori, ah saya sedikit lupa dianjurkan setelah menikah untuk mengadakan walimah (acara syukuran) dan memang tidak harus saat hari akad atau sehari setelahnya, bisa sepekan bisa sebulan bisa setahun setelahnya. Cukup dengan hidangan setara satu ekor kambing. ya yang ini sedikit membutuhkan effort bagi seorang pemuda seperti saya. Sayangnya semua itu hanya utophia bagi kita para jomblowan muslim di jaman ini. Karena banyak pihak yang tidak menginginkan kita menikah muda. Sungguh entah itu orang tua kita yang ingin memperbaiki rumahnya terlebih dahulu sebelum kita menikah, atau menyelesaikan pendidikan adik-adik kita sebelum kita menikah atau memastikan ada biaya untuk pendidikan adik kita sebelum kita menikah, atau orang tua yang khawatir kita tidak bisa memeliki rumah setelah kita menikah sehingga mengharuskan kita memiliki rumah terlebih dahulu sebelum menikah, atau setidaknya sudah ada DP untuk KPR (What the Hell, kapan nikahnya) atau entah alasan yang lain yang datangnya dari tetangga dan saudara-saudara orang tua kita. Bukan hanya sekedar itu, sebagian dari kita (para jomblowan) harus mempersiapkan biaya sepenuhnya untuk menikahi pasangan kita, dan biaya walimah yang direncanakan bukanlah main-main (sebagian bujang di indonesia yang menikahi beberapa gadis asal beberapa suku di sumatra menanggung sepenuhnya biaya walimah, yang paling ringan seharga honda beat yang standard seharga honda brio yang mewah cari sendiri saja, like hell). Berat memang menjadi seorang muslim di jaman ini (belum bully yang kita hadapi saat mengenakan celana non isbal, sudahlah ikhlashkan saja). Baik sebenarnya beratnya ingin menikah tidak hanya dirasakan pihak laki-laki (jomblowan) karena beberapa muslimah (jomblowati) merasa tidak enak ketika ingin menikah dan menghitung biaya walimah yang harus di tanggung oleh orang tuanya, hitung saja dari sewa gedung, katering, photografer, EO (kalau ditempat saya tukang tratag; penyedia jasa kursi dan seluruh ornamen tenda pernikahan), silahkan menghela nafas (huuuft) teruntuk para ukhti yang sayang terhadap ayahandanya. Kenyataan ini yang perlu kita hadapi, materialisme membuat beberapa orang tua kita menjadi malu jika pesta pernikahan anaknya tidak semewah tetangganya, bagi beberapa orang tua yang memiliki status sosial yang diatas rata-rata bahkan menginginkan pernikahan anaknya menjadi ajang pamer kekayaan. Dengan semua itu marilah bershabar, yang perlu kita lakukan adalah berusaha (berikhtiar) sebaik mungkin dalam mencari penghidupan (pekerjaan, usaha atau yang lain; ngerampok, mencopet, korupsi atau nyupang tuyul mungkin;) dan yang jelas karena kita muslim carilah yang halal (semua opsi seperti, ngerampok, nyuri, nyopet dan segala jenis pesugihan harus dihapuskan) dan tentunya yang tayib (tidak membuat orang lain susah karena adanya kita, bahkan kalau bisa dengan adanya pekerjaan kita membantu memudahkan hidupo orang lain) agar hidup kita menjadi lebih berkah. Setelah itu, eh sembari melakukan itu dalami ilmu mengenai nikah dengan lebih sungguh-sungguh. dan sebari belajar mari berbagi pengetahuan kepada orang tua dengan cara yang ma'ruf (baik) agar orang tua tetap ridla.

Ingat satu pesan terbaik dari saya teruntuk jomblowan muslim. jalanilah hidup sebagai jomblo dalam ketaatan. Karena maksiat hanya akan mengundang murka Allah, ingat pacaran sebelum nikah bukanlah solusi dalam hidup menjadi seorang muslim paripurna (kaffah). Pacaran hanya akan memberikan jalan yang lebih mudah bagi syaithan untuk menjerumuskan kita dalam hidup yang semakin jauh dari jalan yang lurus. Sayang kan doa yang tiap hari kita ucap minimal 17 kali kita gagalkan sendiri. Teruntuk muslim yang sedikit urakan dan merasa dirinya aman-aman saja dalam pacaran syar'inya (what the hell pacaran syar'i; bagi saya pacaran hanyalah waktu diantara dua waktu sadar dari khilaf) ingatlah Tuhanmu selalu mengawasimu. Baiklah saya sendiri pernah pacaran sekali saat SMP dan ini salah (tidak ada pembenaran atas ini). setelah itu saya pernah TTM dengan dua orang akhwat dan ini sangat salah (saya sedang menjalani masa hukuman dari Allah doakan saya lulus masa percobaan ini). Seharusnya cukup bagi kalian saya mengatakan pacaran itu salah. "Kalian perlu fatwa dari ulama mana lagi untuk meninggalkan pacaran" (anda bersungut atau sedikit tertawa karena saya bukanlah ulama ;hanya muslim urakan yang lain; tetapi saya tahu pacaran sebelum nikah itu haram, masih tidak percaya carilah ustadz atau ulama manapun jika ada yang mengatakan pacaran sebelum nikah halal silahkan jalani). Ingat pacaran yang halal itu hanya dengan istri anda sendiri setelah nikah bukan sebelum nikah bukan dengan istri orang lain.

Mari kita kembali kepada topik bahasan kita diawal cerita curhat saya ini. mati konyol dalam kelaparan, mendapat penghidupan yang layak, menikah dan memperbaiki keadaan umat. sebagian besar waktu saya saya habiskan untuk beberapa hal tersebut belakangan ini. Seperti memiliki psikologikal disorder saya ini memang. suatu saat saya mengharap bisa cepat-cepat mati, disaat lain saya ingin peradaban ini membaik dari keadaan saat ini. selain itu ya keegoisan dalam hidup, tapi semua akan saya bagikan dalam tulisan saya ini (insyaAllah).

Keadaan hidup saya ini sedang tidak mengenakkan, sedang dalam tahap shabar adalah yang dituntut untuk menjadi amalan utama setiap harinya. Saya berumur sebentar lagi (ramadhan ini) 27 tahun dan tidak memiliki penghasilan (baik yang tetap atau yang tidak tetap) tidak di ridlai oleh orang tua (karena keadaan tidak erpenghasilan ini) dengan alasan saya sudah lulus ITB dan sangat diharapkan oleh kedua orang tua saya tetapi malah seperti saat ini (hell yeah). Pernah gagal sekali dalam MT Astra Oto Part (tidak diteruskan) dan pernah gagal sekali di MT sales Samator (diberhentikan di tengah jalan/dipecat). Karena tidak memiliki jaminan masa depan dan pola pikir saya yang unik (nanti saya jelaskan) disaat enam bulan yang lalu, seorang akhwat yang tadinya mau menunggu sampai satu setengah tahun untuk saya lamar memutuskan untuk menerima orang lain sebagai calin suaminya (hell yeah). Kabar gembiranya adalah saya tidak akan bunuh diri (tolong doakan saya tidak pernah bunuh diri apalagi bom bunuh diri kebodohan), karena mati dalam keadaan bunuh diri menjadikan kita pasti masuk neraka dan selama-lamanya menjalani proses bunuh diri sebagai hukuman kita (bayangkan selamanya anda menaiki kursi dan menjerat leher anda, menjatuhkan kursi tersebut dan merasakan sakitnya tulang leher terputus dan atau sakitnya menahan nafas, selamanya, selama lama lama lamanya, saya tidak inginkan hal itu). ya, tapi mati dalam keadaan kelaparan bukan salah satunya menurut pertimbangan saya. cuman ini mati yang paling menyedihkan menurut saya. Dan setidaknya beberpa hari terakhir saya putuskan untuk tetap menjalani hidup dalam shabar, entah sampai kapan, sampai tidak ada teman yang mau menghutangi saya biaya hidup mungkin.

Mengenaskan bukan seorang alumni ITB berfikiran untuk mengakhiri hidupnya dalam kelaparan. Sugguh kuliah di ITB tidak memberikan anda apa-apa kecuali harapan yang terlalu besar. Atau saya yang salah dalam menjalani proses kuliah. Baik kita asumsikan saya yang salah dalam menjalani proses kuliah. Karena kampus ini mencetak profesional yang unggul yang siap dipakai di perusahaan-perusahaan terkemuka tapi saya menangkapnya salah. Karena beberapa sebab saat saya lulu beberapa benih mengenai buruknya status menjadi budak-budak kapitalis tumbuh di pikiran  saya. Jika gagasan buruknya menjadi budak-budak kaitalis pernah anda baca pahamilah, menjadi pekerja tidaklah begitu buruk posisinya dalam fikih islam. Selama anda tidak diwajibkan keluar dari diin anda (murtad), tidak menjalani hal-hal yang dilarang Allah, menjadi pekerja tidaklah bermasalah. Jadi untuk anda yang pernah membuat artikel dengan gagasan seperti mengkerdilkan status budak-budak kapitalis sadarilah anda sedang merusak takdir beberapa orang yang dari mereka kebutuhan sebuah keluarga bergantung.

Menjadi enterpreneur adalah mulia, menjadi profesional dalam karir birokrasi di perusaan mulia, menjadi profesional dalam sebuah bidang keahlian teknis di perusahaan adalah mulia, menjadi setiap orang yang bertanggung jawab dalam pekerjaannya adalah mulia. yang tidak mulia adalah mereka yang merampas hak orang lain, mengambil yang bukan miliknya tanpa hak, para koruptor (ciye koruptor) adalah puncak dari seluruh ketidakmuliaan dalam mencari rejeki. Banyak pekerjaan yang dilarang dalam diin islam tapi setahu saya ada banyak yang dihalalkan. jadi kenapa sampai sekarang saya masih belum bisa mendapat penghidupan? menurut saya ini adalah waktu-waktu dimana Allah sedang menghukum saya atas ketidak taatan saya beberapa tahun terakhir.

Catatan saya untuk hari ini sepertinya sampai disini dulu. selamat sore dunia

Siliwangi, Bandung, 7 Mei 2017

Muslim Urakan
Luki Subandi

Komentar