Saling Menasehati

Sebagian besar umat islam, atau sebut saja muslim sudah paham adanya kewajiban saling nasehat dan menasehati. Dasar teoritisnya bisa dilihat di surat Al Ashr ayat 1-3, saya tidak perlu menuliskan disini seluruh teks arab surat tersebut. Karena menurut saya sebagian besar muslim pasti sudah paham, bahkan sebagian lain hapal diluar kepala arab beserta arti terjemahnya. Selain ayat Quran tersebut ada banyak hadist tentang bagaimana rasulullah menasehati para shahabat.
Jika kita perhatikan dari ayat satu sampai tiga surat tersebut ada beberapa poin yang menarik. Pertama manusia pasti merugi. yang kedua mereka yang merugi bisa menjadi untung dengan beberapa syarat yang telah Allah tetapkan yaitu beriman, beramal sholeh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan menasehati dalam keshabaran. Jika kita tidak ingin merugi hidup di dunia ini ya lakukan 4 syarat tersebut. Pasti untung, siapa yang menjamin? Allah.

Saya kali ini ingin membagikan pengalaman saya mengenai berbagi nashihat. saya tidak akan meninjau jauh dasar perintah dari nashihat dan menashiati. Yang jelas bagi saya ketika sudah percaya kepada enam hal yang wajib dipercayai, melakukan perbuatan baik berdasar keyakinan atas enam hal itu maka kita perlu melakukan nasehat menasehati.
Nasehat dan menasehati menurut saya merupakan amal (pekerjaan) yang memang unik. Karena menurut saya sangat sedikit orang yang mau untuk dinasihati terlebih dahulu baru setelah itu memberi nashihat kepada orang lain. Tidak usah jauh-jauh coba nasihati orang tua anda sendiri mengenai sesuatu yang benar secara agama. Kebanyakan orang tua akan memasamkan mukanya dan akan merasa tersinggung karena telah dinasehati oleh orang yang lebih muda.
Mau untuk dinasehati memang hal yang sangat istimewa. Jujur sebenarnya ketika kita mau umtuk membuka hati anak dengan umur tiga belas tahun yang baru kita ajak bicara tentang agama saja memiliki banyak kemungkinan untuk menasehati kita tentang banyak hal yang kita tidak paham. Saya tidak akan mengatakan ini hal yang mutlak karena pengalaman saya baru pernah dinasehati oleh seorang anak berusia 13 tahun beberapa bulan yang lalu saat keimanan saya sedang jelek sekali. Saya merasa Allah begitu peduli kepada saya. Allah menasehati saya melaui seorang anak kecil. Sebenarnya saya memiliki banyak sekali alasan atau pembenaran atas hal apa yang anak tersebut itu katakan tetapi dalam hati saya merasa sesuatu yang huuft... susah untuk diungkapkan. Saya tidak merasa marah, saya tidak merasa kesal, saya tidak merasa jengkel, saya merasa malu.
Semoga diri-diri kita bisa menerima nashihat dari siapapun itu, jika niat kita mendekatkan diri kepada Allah, mendekatkan diri kepada sang pencipta. Buka hati untuk membaca semua ayat ayat yang tercipta, bukti nyata ayat-ayat yang terfirmankan.
Pembelajar sepanjang hayat
Muslim Urakan

Komentar