AntaGonis

AntaGonis
Pagi ini bandung begitu dingin. Tapi bukan kedinginan di bandung yang kali ini ingin aku tulis. Karena pagi ini aku bangun seperti muslim yang normal (normal berbeda dengan wajar) dan menjalankan shalat subuh di masjid. Sepulanganya dari masjid dua hal yang langsung aku lakukan, masuk kamar dan duduk di depan leptop. Masya Allah di luar dinginnya minta ampun,  bahkan sudah jam enam pagi ini aku belum mau untuk membuka jendela kosan dan membuka pintu kamar. Baiklah walau bukan ini yang ingin aku sampaikan tetapi sedikit membahas dinginnya bandung tidak  ada salahnya kan. Setidaknya pagi ini aku melakukan kebaikan dengan bangun pagi karena hampir tiga minggu aku tidak sholat shubuh jamaah di masjid. Semoga menjadi awal yang baik.
Baik mari kita mulai, mengapa tiba-tiba aku menulis antagonis di blog konyol dan lemah ini. Karena beberapa alasan. Pagi ini aku kembali memngingat aku ingin menjadi sebuah tokoh di sebuah layar lebar. Tapi ini bukan obsesi mendalam hanya sekedar ingin. Dan sebuah peran yang palling aku ingin adalah menjadi tokoh utama. Otomatis pikiranku yang katanya logis berfikir apa iya aku bisa menjadi seorang tokoh protagonis di negara carut marut nan megah ini. Apalagi perfilmannya yang begitu mengiris hati, serius persinetronnya membuat saya ingin sekali membantu pembuatan sinetron di layar kaca (tapi males ah). Dan karena tokoh protagonis di negri ini haruslah seorang yang ganteng dan saya menyadari kalau saya tidak termasuk golongan ganteng adi antara artis papan atas negri ini. Maka saya memutuskan saya hanya ingin menjadi seorang anta gonis. Walaupun tetap mustahil menjadi seorang aktor di manapun di negri ini dengan peran tokoh apapun.
Mengapa bukan protagonis. Beberapa sebab yang membuat saya menginginkan untuk menjadi seorang tokoh antagonis adalah pandangan manusia terhadap nilai, banyak orang yang mendewakan kebahagin dengan kekayaan hedonisme, kemewahan, gemerlap, kecantikan fisik, penggemar dimana-mana, pujian, dan sebagainya.dan say abukan yang termasuk begitu suka dengan yang sudah saya sebutkan tadi. Hahaha mungkin bukan itu tepatnya, tapi saya lebih suka untuk melawan arus saat ini. Dan itu peran seorang antagonis, menantang arus dan membuat perbedaan.
Berikutnya, pagi ini sebenarnya saya berniat belajar tapi seperti biasa godaan pasti membuat saya berpaling dari buku. Dan godaan pagi ini adalah sebuah blog dari seorang yang jujur secara intelektual, dan fisiknya saya kagumi di kampus (cintamu dangkal). Yah karena kekaguman pada seseorang yang dari tahun pertama di ITB ini tidak kunjung hilang. Maka aku membuat sebuah metoda untuk membuat diri sendiri mengagumi orang lain agar aku bisa melupakan seorang tersebut. Kebetulan saking lamanya aku berusaha dan mencari orang untuk dikagumi dan selalu gagal maka beberapa hari lalu saya menemukan beberapa orang yang mungkin bisa saya kagumi. Hahaha...
Kekaguman saya selalu berhenti pada satu tahap, “ apakah kekaguman ini rasional?” “apakah kekaguman ini bisa menjadi sebuh mimpi berujung?” “apakah kekaguman ini bisa menjadi sebuah kenyataan hubungan nantinya” dengan semua latar belakang kehidup[anku aku hampir selalu kandas, bahkan hanya pada tahap mengagumi. Baik karena kekaguman padanya tidak bis menjadi sebuah titik yang nyata aku putuskan ini tidak rasional.
Secara sederhana aku gambarkan saja. Dia seorang wanita secara fisik menarik, secara intelektual bagus, sayang aku belum bisa menerimanya karena beberapa kekurangan pada dirinya dan banyaknya kekurangan pada diri saya. Hahaha... omong kosong.
Jauh sekali aku menikung dari tema yang akan aku bawa.
Dalam literatur, antagonis adalah karakter yang melawan karakter utama atau protagonis.  Antagonis sering merupakan seorang penjahat, kadang-kadang mungkin binatang, atau hal lainnya yang merupakan konflik dengan protagonis. Antagonis biasanya jahat dan tidak baik serta sering menjadi pembuat onar (ulah).

Secara bahasa seperti diatas, tapi menurutku tidak semua antagonis jahat, ya tinggal kita melihat dengan prespektif mana dulu. Karena menurut saya dalam hidup ini kita membawa banyak pemikiran dan semua pemikiran yang kita bawa pasti berbeda dari orang lain dan bisa jadi kita telah menjadi tokoh antagonis dari hidup mereka. Jadi menjadi antagonis belum tentu buruk.

Sekian curhat saya. Hehehe, jadi malu kebanyakan curhat pribadi daripada ngebahas topik yang sesuai judul. Maka pagi ini aku ingin melihat tulisan yang dari dulu aku simpan di file folder di laptop ini. Selamat menikmati.

Komentar