Manjaga amanah

Tulisan ini saya persembahkan kepada rekan-rekan GAMAIS terutama BPH yang telah meminta saya mengiqab diri atas keterlambatan datang di jumpa lagi GGG. Pada awalnya saya mencari materi yang berhubungan langsung dengan keterlambatan. Namun berhubungan saya baru dapat materinya ini ya saya tulis saja ini.

Amanah, belakangan kepala saya rada berfikir keras ketika menhadapi satu kata ini yang kalau menurut KBBI itu [sesuatu yg dipercayakan (dititipkan) kpd orang lain: kemerdekaan Indonesia merupakan -- dr para pahlawan bangsa; 2 n keamanan; ketenteraman: bahagia dan -- yg sukar dicari; 3 a dapat dipercaya (boleh dipercaya); setia: temanku adalah orang --;.] Nah amanah itu memiliki tiga arti kalau kita merujuk kepada KBBI yaitu sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain, keamanan atau ketentraman, dan dapat dipercaya atau setia. Yang kalau kita cari akar katanya dari bahasa arab kita akan menemukan bahwa arti dari kata amanah itu Trust atau yang dapat dipercaya. Kita semua telah paham kalau satu kata ini merupakan sifat wajib bagi Rasul saw. Karena saking melekatnya sifat ini dengan beliau beliau digelari al amin.
Setelah panjang lebar membahas definisi amanah mari kita coba telisik kembali apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan disini. Karena di kampus kita tercinta belakang muncul banyak sekali isu tentang akan dilakukannya demo memperingati hari jadinya presiden kita yang tampan lulusan akademi militer itu. Saya jadi tertarik untuk membahas topik ini. Begini awal ceritanya. Waktu itu saya hanya sekedar mencuri dengar(nimbrung) beberapa orang yang membicarakan rencana demonya pergerakan KM ITB. Karena saat TPB saya gemar ikut koar-koar juga dijalan(demo maksudnya) saya yang sedang mendengar pembicaraan itu langsung saja diajak untuk ikut. Singkat cerita saya menolak ikut dengan banyak argument dan pembelaan berkait akademik dan sebagainya. Sesampainya dikosan saya juga langsung ditawari untuk ikut acara demo tersebut oleh teman sekosan, ya seperti biasa saya langsung saja mengelak. Tapi satu hal yang menyangkut di pikiran saya. Setelah lebih dari setahun saya tidak mendengar berita tentang demonstrasi dikampus ganesha ini tiba-tiba ada berita yang semerbak harum mewangi gini. Lalu terbersitlah sebuah keingin tahuan “ada apa gerangan?” saya langsung saja mencari informasi dari berbagai tempat. Berita utamanya sich tentang pembaerantasan korupsi presiden ganteng kita yang gagal, kata kabar berita sich gitu. Setelah saya cari tahu lebih lanjut ternyata menyedihkan. Negara tercinta ini benar-benar dalam keadaan sakit jiwa atau kalau orang bilang sakau. Gimana ga dibilang sakau dari data yang saya dapat ternyata Indonesia itu jawaranya korupsi di seluruh Negara Asia. Subhanallahu. Luar biasa seklai negri ini dimana negri kita yang tercinta ini dari sekian peringkat dan model penilaian dari berbagai lembaga baik dalam maupun luar negri Indonesia menjadi Negara terkorup di Asia. Peringkat yang sangat membanggakan bukan?
Alih-alih bosan melihat data yang bejubel dan berbagai predikat saya berpikir pesimis “gimana Indonesia bisa maju kalo dari seluruh dana yang ngucur cuman nyampe paling pol seperempat dari semua dana. Nah itu dilembaga terbersih, yang paling korup gimana?” Masya Allah saya langsung pulang kekosan tanpa berfikir tentang ini  lebih lanjut (takut nanti jadi pengin ikutan demo.” soalnya akademik sekarat boy”) . Setelah dikosan bukannya saya langsung belajar malah mikir lagi “ sebenarnya masalah utamanya apa sich kog bisa sekorupsi itu”. Tanpa panjang lebar saya juga menimpali “ yang lebih penting bagaimana mengobatinya setelah itu bukan mendebatkannya dengan orang (apalagi sampe demo; ga juga sich demo sehat juga kog bagi yang akademiknya bagus”.
Masalah utama yang mungkin menyebabkan sebuah Negara yang kaya seperti indonesia ini memiliki sebuah sistem yang amburakral eh amburadul kayak gini menurut saya adalah karena tidak adanya sosok pemimpin yang tepat sesuai dengan jabatannya.hemat pikir saya seorang yang ahli akan lebih mampu menyelesaikan seluruh masalah yang diahadapinya. Beranjak dari perkataan Ali ibn Abu thalib ketika ditanya oleh seorng sahabat saat beliau memimpin sebagai khalifah ”kenapa saat kepemimpinan saya hasilnya seperti ini(banyak terjadi penyelewengan dan pelanggaran apalagi sampai ada abi palsu kan) ya karena yang aku pimpin orang-orang yang seperti kamu-kamu ini, sedang dulu saat Rasulullah saw. Memimpin, abu bakar, umar dan utsman yang memimpin orang-orang yang seperti aku ini. Nah sebuah introspeksi nih, coba kita pikirkan barang kali sebab dari kenapa pemimpin kita orang-orang yang seperti  ini adalah karena kita yang dipimpin yan orang-orang yang seperti ini. Huwaah langsung menohok kepada semua pembaca. Tenang sekali lagi tidak di tujukan kepada anda.
 Seorang pemimpin itu seharusnya memiliki berbagai kepiawaian dan berbagai keahlian yang tidak dimiliki oleh anggotanya. Sebenarnya hal paling penting yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah dapat menjaga amanah. Urusan orang itu ahli atau tidak dalam bidang tersebut(terutama tentang hal teknis) bisa kita usahakan nanti. Tapi kalau orang tersebut tidak memiliki satu sifat yang bernama amanah sudahlah bisa dijamin orang tersebut bakal mengantarkan kita pada episode kehidupan berbahaya, menuju akhir yang bahaya. Bahayanya sebenarnya telah lama diberitakan oleh Rasulullah saw. Juga telah diabadikan oleh imam bukhari yang hapalanya luar biasa, kitab tulisan beliau telah diakui sebagai kitab hadist paling benar dari berbagai sisi. Beliau mengabarkan bahwa abu hurairah pernah mendengar rasulullah saw. Mengatakan “apabila amanah sudah disiasiakan, maka tunggulah hari kiamat” lalu abu hurairah ra. Bertanya”bagaimanakah menyia-nyiakannya?” belaiu menjawab “apabila perkara diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari kiamat” . wuus sekatika saya langsung merinding kita disuruh menunggu hari kiamat(sebenarnya diperintah untuk mempersiapkan diri menhadapi hari tersebut).
Setelah saya berfikir jauh, sebenarnya kita bisa menghilangkan ketraumaan ini tidak sich. Lalu saya berfikir memangnya yang sekarang memegang jabatan itu bukan ahlinya ya? Semisal menristek saya yakin beliau itu tahu tentang teknologi. Semisal yang lain jajaran dirut PT KAI mereka lulusan sipil ITB pasti tahu tentang transportasi. Dan banyak mentri dan jajaran dirjen dan dirut BUMN  yang lain tanpa menyebut mentri pariwisata yang lulusan Mesin ITB (lah ini disebut luk-luk, tapi beliau lulusan MGG yang pasti tahu semua tentang bali tempat pariwisata terbesar di Indonenesia ini). Beranjak dari pertanyaan ini saya langsung kembali mencari apa alas an sebab dan perkara kenapa Indonesia masih sekacau ini. Ternyata masih dari hadis sama dengan hadis diatas dalam fathul bari ibnu baththal mengatakan “maksud (apabila perkara diserahkan kepada bukan ahlinya) sesungguhnya para pemimpin telah diberi amanah oleh Allah SWT. Terhadap hamba-hambaNya, yang mewajibkan atas mereka (para pemimpin) untuk mereka (hamba-hambaNya), maka mereka harus mengangkat pemimpin yang berpegetahuan agama. Maka apabila mereka mengangkat pemimpin yang tidak berpengetahuan agama berarti mereka telah menyia-nyiakan amanah Allah SWT. kepada mereka.” Nah loh makin bingung bukan?  Ternyata maksud dari ahli disini bukanlah sekedar dia ahli terhadap masalah itu pada pokok bagian duniawinya saja tetapi lebih kepada keimanannya kepada Allah. Kenapa bisa seperti itu. Kita sebenarnya telah banyak tahu betapa kejayaan islam itu berada pada orang yang berakhlak mulia lebih amanah dari yang lain. Bukan berarti orang tersebut tidak boleh ahli dibidang teknologinya, boleh sungguh boleh tapi  diantara orang yang ahli kita harus mencari orang yang amanah, dan diantara orang yang amanah kita mencari orang yang ahli.
Sebenarnya masih banyak pemikiran saya yang belum saya keluarkan. Namun, karena panggilan tugas dari Himpunan nan perkasa(HMM red.) telah datang sejak dua setengah jam lalu dan harus segera ditepati(bagian dari amanah) maka saya akan coba sambung lain kali saja ya…. Ijin juga buat hari senin depan kayaknya ga masuk GGG atau paling tidak terlambat lagi karena malam ini saya ada interaksi sama mesin 2010 sampe jam satu malem.

Komentar